Selasa, 25 November 2014

Dampak Kenaikan BBM, DPRD Setuju Tarif Angkot Naik 2 Ribu

LAMPUNG TENGAH - Kenaikan tarif angkutan kota, paska kenaikan harga BBM dianggap cukuplah wajar, masyarakat maupun penumpang pun akan memaklumi akan kondisi yang terjadi.      Wakil Ketua Komisi III DPRD Lampung Tengah (Lamteng) M. Ghofur mengatakan setuju dengan naiknya tarif angutan kota (angkot) diwilayah setempat yang mencapai Rp 1000-2000.

Menurutnya, kenaikan tarif tersebut suatu yang rasional. Karena dampak kenaikan BBM itu berdampak kepada semua kebutuhan hidup.

"Ini hal yang wajar. Artinya pemerintah seharusnya, jangan melihat kenaikannya dari anggka 2 ribunya saja tapi dilihat dari segala aspek. Buntut dari naiknya BBM dua ribu, ya memang seperti ini," ungkapnya saat dihubungi via ponselnya, Senin (24/11).

M. Ghofur menambahkan, penyesuaian kenaikan tarif yang saat ini terjadi adalah spontanitas keadaan. Masyarakat harus tahu, inilah dampak dari kenaikan BBM itu.

"Masyarakat jangan kaget, dengan apa yang terjadi saat ini. Inilah kebijakan pemerintah kita," tandasnya sambil mengatakan baru akan memanggil Dinas Perhubungan apabila nanti terjadi polemik terkait kenaikan tarif angkutan umum. "Tapi untuk saat ini belum terdapat keluhan dari pihak manapun,"imbuhnya.

Diketahui, dampak dari  kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung terasa di tengah masyarakat.

Para sopir angkutan kota (Angkot) di Lampung Tengah langsung menaikkan tarif angkutan secara sepihak tanpa menunggu keputusan dari pemerintah. Angkot jurusan Bandarjaya-Poncowati dan Bandarjaya-Bandaragung, Terusannunyai misalnya, tarifnya langsung mengalami kenaikan dari Rp 3 ribu menjadi Rp 4 ribu(Bandarjaya-Poncowat) dan dari Rp7 ribu menjadi Rp9 ribu (Bandarjaya-Bandaragung). Rata-rata, kenaikan tersebut Rp 1.000 hingga Rp 2 ribu.

Hal ini dilakukan oleh para sopir untuk mengimbangi biaya konsumsi BBM dengan kewajiban untuk membayar setoran kepada pengusaha angkutan, atau pemilik. Seperti yang dikatakan Surya Salah satu sopir angkot, "Kalau ongkos nggak dinaikin otomatis kami pasti merugi mas, ngak imbang sama biaya BBM yang udah naik," tuturnya.(Juandi Rizal)

0 komentar: