PESISIR BARAT – Bagi sebagian petani, utamanya petani sawah tadah hujan di Kabupaten Pesisir Barat (KPB), musim penghujan memiliki makna khusus bahkan istimewa.
Ini adalah pertanda awal untuk bisa mengolah lahannya kembali setelah tiga
kali musim tanam gagal panen. Dari
pantauan di lapangan ratusan petani tampak dengan suka cita mulai menggarap
lahannya kembali menggunakan bajak.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut), Nirmala
Lingga Kusuma pekan lalu mengatakan musim penghujan saat
ini intensitasnya relatif stabil.
“Kondisi hujan saat ini sangat memungkinkan petani
menggarap lahannya memasuki musim tanam, dan memang kesempatan itu
tidak disia-siakan petani,” ungkap Lingga.
Lingga menjelaskan pihaknya sudah berupaya berbagai persiapan dalam
membantu masyarakat memaksimalkan hasil produksi padi ke depannya, termasuk
soal ketersediaan kebutuhan pupuk bersubsidi. Masalah pupuk, tandas Lingga, merupakan faktor utama yang
menjadi perhatian pemkab guna memaksimalkan hasil pertaniannya.
“Alokasi kebutuhan pupuk subsidi diperkirakan cukup untuk memenuhi
kebutuhan petani di KPB. Hanya saja perlu diawasi secara bersama-sama oleh semua pihak dalam hal pengirimannya,
agar tidak terjadi penyelewengan pupuk bersubsidi yang bisa merugikan petani,” pintanya.
Selain penyelewengan, hal lain yang dikhawatirkan menjadi penghambat
distribusniya adalah bencana alam longsor pada akses jalan masuk ke KPB.
Dia menambahkan, pihaknya sudah meminta para
distributor ketika terjadi trouble pendistribusian karena kerusakan jalan bisa memutar via Tanggamus.
“Untuk menghindari gagal
panen akibat curah hujan tinggi, kami juga telah meminta Dinas Pekerjaan
Umum Pertambangan dan Energi (PUPE)
memprioritaskan pembangunan
sarana dan prasarana
guna
mencegah terjadinya banjir di titik-titik minim saluran irigasi,” tandasnya. (Andi
Gunawan)
0 komentar:
Posting Komentar