Minggu, 30 November 2014

Pemkot Janji Benahi RPH Waylaga


Inilah gedung utama tempat pemotongan hewan di RPH Waylaga yang terlihat sepi aktivitas, Jumat (28/11/2014) Foto : Ferry Arsyad

BANDARLAMPUNG – Walikota Bandarlampung Herman HN beberapa waktu lalu menegaskan segera membenahi sarana dan prasarana penunjang Rumah Potong Hewan (RPH) Waylaga.  Hal itu dilakukan agar konsumen tidak merasa enggan memotong hewan ternaknya di lokasi milik asset pemkot Bandarlampung tersebut.

"Pembuangan limbah dan fasilitas lainnya akan kita perbaiki lagi. Sehingga tidak menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang merugikan masyarakat," kata Herman saat meninjau RPH Way Laga.

Selain itu, Herman HN juga berjanji akan segera memperbaiki akses jalan keluar masuk RPH yang saat ini kondisnya rusak parah. "Tahun ini akses jalan akan kita perbaiki.Sehingga tidak menghambat kendaraan keluar masuk RPH," janjinya.

Saat ini, kata Herman, alat pemotong hewan di RPH masih lengkap dan hanya butuh perawatan saja.Sehingga masih bisa dimanfaatkan.

Herman HN juga mengimbau kepada seluruh pengusaha daging di Kota Tapis Berseri agar memotong hewan ternaknya di lokasi yang sudah ditentukan.Pasalnya, selama beberapa tahun terakhir, para pengusaha daging enggan memotong hewan ternaknya di RPH karena alasan jauh dan akses jalan yang rusak parah.

"Semua akar permasalahan akan kita benahi.Tetapi para pengusaha daging juga harus komitmen untuk memotong hewan ternak di RPH," kata Herman.

Herman menambahkan, pemotongan hewan ternak di RPH bertujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan. Terlebih kualitas kesehatan daging yang dipotong d RPH lebih terjamin dibandingkan yang dipotong di TPH milik pribadi.

"Di RPH, kualitas dagingnya lebih higienis. Kalau dipotong sendirikan tidak ada jaminan," kata Herman.

Dari pantauan di lokasi Jumat (28/11), kondisi RPH Waylaga saat ini memang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Rumput-rumput dihalaman RPH yang semula lebat dan tinggi saat ini nampak terawat baik.

Meski demikian, suasana di lokasi meski di siang hari nampak sepi. Saat wartawan koran ini datang berkunjung hanya nampak dua dari empat orang petugas RPH yang ada.

“Yang dua lagi sedang ke pasar mas, mereka ditugaskan menarik restribusi dari para penjual daging,” kata Mansyur, salah satu petugas RPH Waylaga kepada Poros Lampung.

Saat memasuki lokasi seluas 2 hektar tersebut, nampak bangunan yang diperuntukkan bagi pos keamanan di bagian depan terlihat kotor dengan lampu yang masih menyala. Pagar gerbang RPH juga tertutup dan hanya menyisakan jalan cukup untuk kendaraan roda dua.

Dibagian depan berdiri tiga bangunan bercat kuning satu diperuntukkan sebagai kantor dan satu lagi untuk kantin. Sedangkan satu lagi berupa bangunan mushola, semuanya terlihat kosong dan kotor, menandakan sudah lama tidak ditempati.

Sementara di bagian tengah lokasi RPH berdiri bangunan utama memanjang bercat putih sebagai lokasi tempat pemotongan ternak. Sayangnya, saat ingin melihat langsung ke dalam bangunan, petugas mengaku tidak memiliki kunci karena dibawa rekannya yang lain. Terpaksa, wartawan koran ini mengurungkan niat untuk melihat langsung kondisi di dalam bangunan utama tersebut.

Dilokasi tepatnya di sayap kiri juga berdiri tiga bangunan berupa rumah dinas saat ini ditempati para petugas RPH. Sementara di sisi kanan terdapat garasi kendaraan, di dalamnya terdapat mesin genset dan peralatan lainnya. Sedangkan dibagian bawah (lokasi tanah  dan bangunan memang menurun-red) nampak semacam kandang tempat menempatkan hewan ternak sebelum dipotong.

Wartawan Poros Lampung juga mencoba melihat langsung lokasi tempat pembuangan limbah RPH, yang beberapa tahun lalu sempat dikeluhkan warga. Dari pantauan kondisinya cukup baik dan tidak ada bau yang tercium dari lokasi pembuangan limbah.

“Kalau sekarang kondisi pembuangan limbahnya sudah bagus kok mas, beberapa waktu lalu sudah diperbaiki, jadi harapannya tidak ada lagi keluhan soal bau,”  kata Mansyur. (Ferry Arsyad)

0 komentar: