Minggu, 30 November 2014

Peringati Hari AIDS HTI Gelar Aksi



BANDARLAMPUNG – Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia yang jatuh pada hari ini 1 Desember, MHTI (Majelis Hizbut Tahrir Indonesia) Lampung, menggelar aksi di Tugu Adipura (Bunderan Gajah), Bandar Lampung, Minggu (30/11).

“Aksi ini digelar agar semua pihak terutama pemerintah segera meninggalkan sekulerisme, liberalisme dan kapitalisme yang telah membuahkan budaya gaul bebas di tengah masyarakat dan berakibat merebaknya penyakit yang mematikan tersebut,” kata Ketua DPD I MHTI Lampung Ade Kumalasari.

Menurutnya, setiap tanggal 1 Desember selalu diperingati sebagai Hari AIDS sedunia. Namun dari data yang ada justru pengidap HIV/AIDS dari tahun ke tahun justru meningkat.Solusi pencegahan yang dilakukan pun tidak mampu menyelesaikan masalah karena solusi berupa ABC, dimana A=Abstain, B=Be faithful, dan C=use Condom tentu justru akan melegalkan seks bebas di masyarakat.

"Padahal, seks bebas inilah yang berperan besar menimbulkan terjangkitnya HIV/AIDS. Karena itu kami mengingatkan semua pihak dari semua kalangan dan Pemerintah khususnya," terang nya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Ditjen PP dan PL di tahun 2006 saja jumlah penderita HIV yang dilaporkan sebanyak 7.195. Pada tahun 2014 jumlah tersebut sudah mencapai 22.869. Sedangkan jumlah penderita AIDS pada tahun 2006 mencapai 3.665 dan pada tahun 2014 angkanya naik menjadi 1.876 orang, ini untuk skala nasional.

Untuk skala provinsi, Sekretaris Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Lampung dr Wirman menyatakan jumlah penderita HIV di Lampung sudah mencapai 1680 orang. Dari jumlah tersebut 988 orang berada di bandar Lampung.

Tentu saja angka ini ibarat fenomena gunung es, yang terlihat hanyalah permukaan saja. Angka sebenarnya jauh lebih besar karena orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih banyak yang tidak terdata. Mereka enggan memeriksakan diri karena takut dan malu.

Maraknya penularan HIV/AIDS berbanding lurus dengan perilaku seks bebas. Artinya ketika perilaku seks bebas semakin merasuk kedalam gaya hidup generasi kita maka pasti angka HIV/AIDS akan meningkat, dan sebaliknya jika perilaku seks bebas dihilangkan maka infeksi penularan HIV/AIDS akan berhenti. Perilaku seks bebas meliputi aktifitas seks diluar nikah,gay, lesbian serta bisnis prostitusi (pelacuran). Aktifitas pacaran pun menjadi salah satu penyebab seks bebas dan penularan HIV/AIDS. Gaya pacaran generasi saat ini meniru budaya barat yang sangat bebas dan tanpa batasan.

Dari Data Komisi Nasional Penanggulangan AIDS menunjukkan, penyebaran HIV/AIDS berubah dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data dari Ditjen PP dan PL prosentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (67%), LSL (6%), penggunaan jarum suntik pada pengguna narkoba (6%) ,dan dari ibu positif HIV ke anak (4%).

Data ini menunjukkan bahwa penularan HIV/AIDS tertinggi disebabkan oleh pergaulan bebas yang sudah mewabah di negeri muslim ini. Pergaulan bebas merupakan hasil dari gaya hidup liberal dan hedonis yang diadopsi dari nilai-nilai barat yang sangat bertentangan dengan Islam.

Meski telah terbukti gaya hidup liberal dan hedonis adalah pangkal dari penyebaran virus HIV/AIDS, sebagian kalangan masih saja menyangkal kenyataan ini. Bagi mereka, pencegahan HIV/AIDS bukan dengan menghapuskan gaya hidup serba bebas, apalagi melarang perzinaan dan prostitusi. Tapi mencegah HIV/AIDS adalah dengan mengkampanyekan A-B-C, yakni menghindari seks bebas (Abstinence), setia pada pasangan (Be faithful) dan menggunakan kondom (Condom).

Upaya tersebut tidak akan pernah berhasil karena yang mereka lakukan itu adalah solusi parsial bukan menyeluruh yang tidak menyentuh akar permasalahan. Ibarat rumah dengan kondisi genteng yang bocor, upaya yang dilakukan hanya dengan menampung air yang bocor tapi tidak pernah mengganti genteng yang bocor tersebut. Sekulerisme dan liberalismelah penyebab pergaulan bebas yang mengakibatkan penularan HIV/AIDS meningkat pesat dari tahun ke tahun bukan masalah kondom atau lokalisasi pelacuran dan jarum suntik.

Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah membuang jauh-jauh sekularisme dan liberalisme dalam kehidupan kita dan menggantinya dengan sistem Islam yaitu dengan menerapkan syariat Islam.(*)

0 komentar: